Selasa, 11 November 2025

Apakah kamu bahagia??

 Hari ini cukup berat, hingga aku harus mengatupkan bibir dan menutup telingaku. Bertindak seakan tak peduli pada sekitarku. Amarah yang berusaha ku tahan dengan diam. Di hati kecilku ada rasa iba pada 3 buah hatiku. Namun apalah daya, gejolak hati yang tak sanggup kutahan. Beruntungnya tidak sampai meledak. 

Apakah kamu bisa menemukan bahagia bila kamu memilih jalan yang bengkok, alih-alih terpaku pada jalan lurus. 

Sejauh aku berjalan, menginjak usiaku yg ke - 29 tahun, aku terus berusaha patuh. Tak pernah mendengar kata diriku. Aku terlalu takut memberontak, hingga kini aku terjebak.

Bagaimana jadinya jika dulu aku mengambil jalan yang dibenci Tuhan? Apakah akan berbeda hasilnya? Apakah aku akan bahagia.

Apakah saat ini aku sedang mendapat hukuman, atas sikap acuhku pada hati-hati yang mencintaiku, dulu. Tak pernah aku merasakan cinta yang benar-benar membuat hatiku berbunga-bunga. Yang membuat aku rindu jika jauh darinya. 

Bahkan keluarga, aku tak benar-benar merasa mereka ada. Aku seolah-olah terbuang. Dijauhkan dari keluarga diusiaku yang masih sangat muda, dengan alasan takdir dan perbaikan nilai sosial diriku. 

Aku terlahir dengan banyak saudara, tapi tak seorangpun dekat denganku. Seberapa keras aku berusaha mengejar mereka, aku tak pernah sampai pada rasa itu. Waktu telah benar-benar menghapusnya. 

Cintaku pada ayah dan ibuku? Rasanya semua juga semu. Aku tak pernah bisa benar-benar menceritakan semua tentang hidupku pada mereka. Kuhormati mereka hanya karena rasa takutku kepada Sang Pencipta. Rasa rindu itu telah sirna seiring matinya segala rasa dalam diri ini.

Dan kini aku hidup dengan orang yang tak pernah aku kenal dalam hidupku. Hanya dalam hitungan hari aku sudah menjadi istrinya. 

Tahukah kamu, apa yang menjadi alasan aku memutuskan untuk melepas masa lajang ku saat itu?? Aku jengah dengan hidupku saat itu. Aku ingin terlepas dari penjara kehidupan yang membelengguku selama 16 tahun. Aku ingin lari bebas ke alam yang sebenarnya akupun tak tahu. 

Tujuh tahun sudah aku berada di alam yang aku tidak benar-benar mengenalnya ini. Ada tiga jiwa yang mengikutiku kemanapun aku pergi, mengharap cinta dariku, yang sebenarnya akupun tak punya cinta itu. Aku hanya berusaha, tapi aku tau aku belum bisa. 

Ingin rasanya aku menghilang dan tak pernah kembali. Aku ingin berkelana, menikmati desiran angin laut, memandang terbit atau terbenamnya sang mentari. Menatap ombak yang selalu berikan. Aku ingin terlelap dibawah rindangnya pepohonan, sambil dibelai lembutnya angin, diiringi merdunya nyanyian alam.

Aku tak ingin peduli. Aku ingin menikmati diriku sendiri. Aku ingin membahagiakan diriku sendiri, aku ingin mencintai diriku sendiri. 

Karena berharap pada makhluk selain dirimu hanya akan berakhir kecewa. Entah sampai kapan aku bisa bertahan. Aku harap tuhan mengambilku segera. Seringnya, aku tak peduli akhirku nanti, apakah neraka atau surga tempatku...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar