Kamis, 18 Desember 2014
Pagi ini, aku
dikejutkan dengan gambar di dinding facebook kamu. Disana terpajang foto
seorang perempuan berpenampilan seronok yang terlihat menjijikan. Aku rasa kamu
belum tahu apa yang terjadi denagn akun facebookmu, tapi aku langsung berpikir,
segitu parahkah pergaulan kamu dengan teman-temanmu? Seketika itu aku langsung
berdo’a kepada Allah. “Ya Allah, aku bukanlah hamba-Mu yang bersih dari dosa,
bahkan mungkin aku adalah orang paling munafik di dunia ini. Penampilanku begitu
bersahaja diluar, tapi tak seorang pun tau apa yang telah aku perbuat justru
jauh dari kata baik. Aku memohon ampunan kepada-Mu ya Allah, Ampuni aku dan
kedua orang tuaku dan juga ampuni dosa Mas B. Ampuni atas segala kesalahannya
dan kumohon jagalah dan lindungilah Mas B dari orang-orang yang berniat buruk
kepadanya, kumohon lindungi dia dan bukakanlah pintu hatinya agar segera
kembali kepada-Mu, kembali melaksanakan solat dan kembali menjadi lebih baik
seperti dulu. Aamiin’
Mas b, sudah hamper
4 bulan kamu gad a kabar. Aku sebenarnya ga ngerti sama perasaanku sendiri, aku
ga ngerti apa yang harus aku lakukan dalam menyikapi semua ini. Aku bingung
bagaimanakah seharusnya aku menyikapi pertemuan aku dengan kamu. Yang aku tahu,
banyak hal yang sudah aku lewati sama kamu yang kalau dipandang dari segi agama
jauh atau bisa dibilang melanggar semua yang diperintahkan Allah, tapi bukankah
pertemuan aku dan kamu sudah tertulis di Lauh Mahfudz?, bukankah Allah sudah menakdirkan
apa yang terjadi sejak sebelum aku lahir sampai nanti aku mati dan dibangkitkan
kembali? Dan itu artinya apa yang terjadi antara aku dengan kamu juga sudah
ditakdirkan olehnya? Mas b, aku ga ngerti apa yang aku mau dari kamu. Tapi yang
pasti aku mau kamu jadi lelaki yang baik, lelaki yang shalih, at least kamu
ngelaksanain kewajiban kamu sebagai manusia dan sebagai muslim. Aku ga pernah
berharap bisa ketemu kamu dan punya perasaan ini sama kamu dan ngelakuin banyak
hal sama kamu,tapi akhirnya Allah menakdirkan aku ketemu sama kamu dan punya
perasaan ini sama kamu. Sama halnya aku
ga pernah berharap kamu jadi imamku, tapi aku ga pernah tahu apa yang sudah
Allah tuliskan untukku di kemudian hari nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar